Langit dengan lembayung yang memancarkan sinar merah
keungu-unguan diselimuti dengan lembutnya embun subuh serta diiringi kicau
merdu murai batu dan kepodang mengantarkan sejuknya sumilir angin timur yang
membawa wewangian khas cendana di kaki gunung merapi.
Karunia Illahi dipagi hari itu disambut dengan
langkah-langkah kaki yang telah pecah telapaknya, berkerut kulit halusnya, dan hilang keindahan betis bak bunting padi,
para wanita-wanita tangguh yang dengan keiklasan, ketekunan, kekuatan jiwa
dan semangat untuk mempertahankan hidup
dengan menggali dan memikul butir-butir pasir gunung untuk dijual kiloan kepada
kulak-kulak yang dating dari kota.
Resiko awan panas, reruntuhan
lava dingin yang membeku dan
teriknya matahari yang membakar setiap kulit-kulit lembut itu tidak pernah dan
tidaka akan pernah mereka keluhkan.
Api yang membara di dadanya senantiasa berkobar untuk terus
melakukan itu hari demi hari, minggu demi minggu, berbulan bahkan
bertahun-tahun hanya untuk satu cita-cita yaitu mempertahankan hidup.
Hanya satu kata yang membuat mereka bertahan menghadapi
kehidupan keras itu : SEMANGAT
Lalu bagaimana kita, yang senantiasa bangun pagi diiringi
music dan aroma kopi susu yang hangat, olesan selai keju di atas roti yang
manis, serta berangkat sekolah dengan wewangian parfum dari merk terkenal serta
diantar dengan mobil ber AC menuju sekolah ? Masih adakah sebongkah semangat
untuk berjuang meniiti hidup yang lebih baik lagi dari saat ini ? (Eyang – P. Yon – 01032012) (Eyang – P. Yon – 02032012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar