Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari
lubang kecil muncul, orang itu duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketka
kupu-kiupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu
telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang
itu memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa
kekangan dari kepompong itu. Akhirnya kupu-kupu itu keluar dengan mudahnya.
Namun kupu-kupu itu mempunyai tubuh gembung dan kecil serta sayap-sayapnya
mengkerut.
Orang itu terus mengamatinya karena dia berharap bahwa pada
suatu saat nanti sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang
tubuh kupu-kupu itu ysng mungkn akan berkembang. Namun semuanya tidak pernah
akan terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak
dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu tidak akan akan
pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan orang itu adalah bahwa
kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk
melewati lubang kecil adalah JALAN TUHAN untuk memaksa cairan dari kupu-kupu
itu masuk kedalam sayap-sayapnya sedemikian rupa, sehingga dia akan siap
terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut. Kadang-kadang
perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika tuhan membiarkan
kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita, dan kita mungkin tak
sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tak pernah dapat terbang. (Eyang – P. Yon – 01032012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar