Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10 – 24 tahun sangat besar
terdapat sekitar 64 juta atau 28, 6 % dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak
222 juta (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2005, BPS, Bappenas, UNFPA,
2005 ). Disamping jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan yang
sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialamai remaja.
Masalah
menonjol yang dikalangan remaja misalnya masalah seksualitas (kehamilan tak
diinginkan dan aborsi), terinfeksi Penyakit menular Seksual (PMS), HIV dan
AIDS, penyalahgunaan Napza dan sebagainya.
PIK Remaja adalah salah satu wadah
kegiatan program PKBR ( Penyiapan kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang
dikelola oleh,dari dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan
konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga.
Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja
merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka
selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa
transisi kehidupan remaja.
Transisi kehidupan remaja oleh Bank dunia dibagi
menjadi 5 hal ( Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud
menurut Progress Report World Bank adalah :
1.
Melanjutkan
sekolah (continue learning)
2.
Mencari
pekerjaan ( start working)
3.
Memulai
kehidupan berkeluarga ( form families)
4.
Menjadi
anggota masyarakat (exercise citizenship)
5.
Mempraktekan
hidup sehat ( practice healthy life).
Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)
yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi
kehidupan remaja dimaksud, yakni
mempraktekan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan
dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja
mempraktekan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal
berprilaku sehat, kemungkunan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada
empat bidang kehidupan yang lain.
Dari darta-data yang berkaitan dengan gambaran prilaku sehat
remaja, khususnya yang berhubungan dengan resiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya
sebagaian remaja Indonesia berprilaku tidak sehat. Prilsaku tidak sehat
tersebut seperti terlihat pada data berikut ini.
Seksualitas.
· Seks Pra Nkah
Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI 2002-2003) didapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang
pernah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%),
sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,6 %, laki-laki 46,5 %). Dari
penelitian yang dilakukan oleh Wimpie Pangkahila tahun 1996 terhadap 633 pelajar di Bali, didapatkan bahwa 27
% remaja laki-laki dan 18 % remaja
perempuan mempunyai pengalaman hubungan seks pranikah. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001 didapatkan 27 % remaja
laki-laki dan 9 % remeja perempuan di Medan mengatakan sudah melakukan hubungan
seks.
Hasil penelitian DKT Indonesia 2005, menunjukan prilaku
seksual remaja di 4 kota Jabotabek, Bandung, Surabaya dan Medan berdasarkan
norma yang dianut, 89% remaja tidak setuju adanya seks pra nikah, namun kenyataannya 82 % remaja punya teman untuk melakukan seks pra
nikah, 66% remaja punya teman seks dan hamil sebelum menikah. Remaja secara
terbuka menyatakan melakukan seks pra nikah di Jabotabek 51 %, Bandung 54 %,
Surabaya 47 % dan Medan 52 %.
Dari data
PKBI tahun 2006 didapatkan bahwa kisaran umur pertama kali melakukan hubungan
seks pada umur 13-18 tahun, 60 % tidak menggunakan alokon, 85 % dilakukan di
rumah sendiri.
Menurut survey Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi,
Januari – Juni 2008 menyimpulkan :
1. 97
% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.
2. 93,7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital simulation (meraba
alat kelamin dan oral sex (sex melalui mulut)
3. 62,7
% remaja SMP tidak perawan.
4. 21,2
% remaja mengaku pernah aborsi.
Faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan
hubungan seksual (3 X lebih besar)
adalah :
1. Teman
sebaya, yaitu mempunyai pacar.
2.
Mempunyai
teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah
3. Mempunyai
teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pr nikah ( Analisa
Lanjut SKRRI 3003)
Prilaku seks pra nikah remaja cenderung terus menimngkat
seperti diuraikan diatas, sehingga kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) juga
terjadi pada kelompok remaja. Disamping itu jumlah kelompok remaja di Indonesia yang saat ini sudah menginginkan
suatu pelayanan KB tersedia bagi kelompok mereka, ternyata datanya sanfat
mencengangkan.
Data SKRRI 2007 menunjukkan 90 % remaja perempuan dan 85 %
remaja laki-laki menginginkan pelayanan KB diberikan kepada mereka. Angka ini
jauh lebih besar jika dibandingkan hasil
SKRRI 2002 yang hanya 52 % remaja perempuan dan 41 % remaja laki-laki
masing –masing meminta untuk dapat diberikan pelayanan kontrasepsi.
Jika 90 % remaja perempuan dan 85% remaja laki-laki yang saat
ini sudah menginginkan pelayanan alat kontrasepsi dikaitkan dengan jumlah
remaja umur 15-24 tahun yang jumlahnya sekitar 42 juta jiwa, berarti sekita 37
juta jiwa remaja yang membutuhkan pelauyanan alat kontrasepsi tidak terpenuhi
atau ummet need berKB untuk kelompok remaja.
Ummet need ber KB untuk kelompok
remaja akan tetap menjadi ummet need, karena defiinisi Keluarga Berencana
menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembnangan Kependudukan dan Pengembnagnan
Keluarga Sejahtera adalah untuk “Pasangan Suami Istri sesuai dengan pilihannya”
Dengan demikian pemberian pelayanan kontrasepsi kepada remaja bertentangan
dengan Undang-Undang.
·
Aborsi
Berdasarkan dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI,
Rakyat Merdeka tahun 2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk (1933) dan
Utomo dkk tahun 2001, didapatkan bahwa 2,5 juta pernah melakukan aborsi per
tahun, 27% ( sekitar 700 ribu) dilakukan oleh remaja, dan sebagian besar
dilakukan dengan cara tidak aman. Sekitar 30-35 % aborsi adalah penyumbang
kematian ibu (307/100 ribu kelahiran) dan tercatat bahwa Angka Kematian Ibu
(Mother Mortality Rate) di Indonesia adalah 10 kali lebih besar dari Singapura.
·
Narkoba
Berdasarkan data BNN 2004, menunjukkan bahwa 1,5 % dari
jumlah penduduk Indonesia (3,2 juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah
tersebut, 78 % dianataranya adalah remaja usia 20-29 tahun.
·
HIV dan AIDS (Depkes 2009)
Secara komulatif jumlah kasus AIDS sampai dengab Sepetember
2009 sebesar 18.442 kasus. Berdasarkan
cara penularannya secara komulatif dilaporkan antara lain melalui heteroseksual
49.7 %, IDU 40,& %, homoseksual 3,4 %, perinatal 2,5 % , transfuse darah
0,1 % dan tidak dikatahui 3,7 %. Menurut 4 golongan usia tertinggi adalag usia 20
– 29 tahun sebanyak 49,6 %, usia 30-39
tahun 29,8 %, usia 40-49 tahun 8,7 %, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan
persentase kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5 % : 25,5 %
atau 3 : 1.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah remaja Indonesia adalah :
1.
60
% remaja mengaku telah melakukan atau mempraktekkan seks pra nikah.
2.
70
% dari pengguna Narkoba adalah remaja.
3.
50
% dari pengidap AIDS adalah kelompok umur remaja.
Jadi sejumlah itulah remaja Indonesia yang terganggu
kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasukki dunia kerja, memulai
keluarga dan menjadi anggota masyarakat secara baik. Sejumlah itu pula remaja
yang tidak siap untuk melanjutkan tugas dan peran sebagai generasi penerus
bangsa.
Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq
BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk
mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera.
Ciri-ciri Tegar Remaja adalah :
1.
Remaja
yang menunda pernikahan
2.
Remaja
yang berprilaku sehat
3.
Terhindar
dari dari resiko TRIAD KRR ( Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS)
4.
Bercita-cita
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
5.
Remaja
yang dapat menjadi contoh/model
6.
Remaja
yang menjadi idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Upaya untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program PKBR
sesuai deng Bank Report, 2007)an konsep Tegar Remaja tersebut akan diupayakan
melalui strategi Tegar Remaja. Strategi
Tegar Remaja merujuk pada lessons learned dari evaluasi prpgram ARH tahun
1990-2000, School af Pulic Health, University of Michigan USA 2005 dan evaluasi
program di Asia, Afrika dan Amerika Latin (World Bank report 2007)
Strategi Tegar Remaja adalah program PKBR yang dilaksanakan
melalui pengembangan factor-faktor pendukung (promotive factor) program PKBR
dan remaja, dalam konteks dan situasi faktor resiko TRISD KRR. Program PKBR
apabila tidak dilaksanakan dengan pengembangan factor pendukug tersebut akan
mengakibatkan meningkatnya jumlah remaja yang bermasalah. Dengan meningkatnya
jumlah remaja yang bermasalah, akan
mengganggu pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja.
Tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangan remaja
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangan remaja secara individual, yaitu pertumbuhan
fiisik, perkembangan mental, emosional dan pspiritual.
2. Tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangan remaja secara sosia, yaitu melanjutkan sekolah,
mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat
yang normal dan mempreraktekan hidup sehat, seperti yang telah diuraiakan
sebelumnya.
Akan tetapi apabila program PKBR didukung oleh ketiga factor
pendukung, yaitu :
1. Peningkatan
assets/capabilities remaja atau pengembangan segala sesuatu yang positif
seperti terdapat pada diri remaja (pengetahuan, sikap, prilaku, hobi, minat dan
sebagainya).
2. Pengembangan
resources/opportunities, yaitu jaringan dan dukungan yang diberikan kepada remaja dan program PKBR
oleh semua stakeholders terkait ( orang tua, teman, sekolah, organisasi remaja,
pemerintah, media massa dan sebagainya).
3. Pemberian
pelayanan ke sua (second chance) kepada remaja yang menjadi korban TRIAD KRR,
agar bisa sembuh dan kembali hidup normal, maka pelaksanaan Program PKBR akan nebghasilkan Tegar Remaja (TR) seperti
yang dijelaskan sebelumnya.
Salah satu kegiatan program PKBR yang mengembangkan ketiga
strategi tersebut diatas, adalah kegiatan yang dilaksanakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar