BIJAKSANA… ! Siapa
yang tidak tahu perkataan itu. Semua orang ingin bisa bersikap bijak, semua
orang ingin diperlakukan secara bijak, tetapi semua orangpun tahu, sikap bijak
itu tidak gampang. Bijaksana atau hikmat mempunyai banyak arti. Praktis,
bijaksana berarti arif, bisa membuat pertimbangan yang baik, bisa membuat
pilihan atau keputusan yang tepat, tahu diri, tenggang rasa, cermat, hemat,
panjang pikiran, bisa mengendalikan diri, tahu berterima kasih, bisa menghargai
orang lain, waspada dan sebagainya.
Secara teoritis bijaksana berarti berpengetahuan luas dan
dalam, mampu mengolah perenungan dan refleksi atas hidup, mampu menyusun
pemikiran dan menguji pemikiran itu dalam pengalaman turun dan naiknya hidup
dan kehidupan. Bijaksana berarti mengetahui apa yang baik dan melakukannya.
Semua orang perlu belajar menjadi bijak. Makin bertambah usia makin perlu kita
bertambah bijak. Makin besar tanggung jawab makin besar pula kebutuhan untuk
bersifat bijak. Seorang pelajar atau mahasiswa perlu bijak mengatur waktu,
apalagi seorang guru, dan kita semua
pada hakekatnya adalah guru. Untuk mendidik balita kita perlu bijak, untuk
merawat lansia kita juga perlu bijak. Menantu perlu bijak, mertua juga perlu bijak.
Pokoknya setiap orang perlu sikap bijak.
Sikap bijak lebih perlu lagi saat kita menghadapi situasi
yang terjepit, apalagi ketika kita dihadapkan untuk membuat suatu keputusan
yang sulit. Tetapi seringkali pada kenyataannya kita tidak bersikap bijak, baik
dalam perkataan, pikiran dan perbuatan. Bahkan sering kita terjerumus dalam
kesalahan dengan salah membuat
pertimbangan, kurang perhitungan, kurang
hati-hati, salah pilih, salah ambil keputusan, merasa diri paling benar dan paling
bisa, bahkan tidak jarang kita mengabaikan nasehat sehingga pada akhirnya kita
menyesal. Sesungguhnya menyesal itu bagaian dari sikap bijak ketika pada
akhirnya menyadari akan ucapan, sikap, prilaku dan keputusan yang kita pilih
itu keliru. Namun, sering kita menyembunyikan penyesalan hanya karena mengira
bahwa itu pilihan yang bijak, padahal
itu akan sangat mengganggu pikiran dan bila kita bertahan pada zona yang
demikian justru akan sering mendatangkan
sikap-sikap yang tidak bijak berikutnya.
Apakah kita bisa menjadi bijak ? Tentu saja bisa. Apabila
diantara kita ada yang memiliki kekurangan teruslah belajar agar kita
memperoleh dan mintalah kepadaKu, kata Allah SWT. Karena Allah SWT adalah yang
maha bijak. Bila kita memiliki rasa takut kepada Allah SWT itu adalah awal
pengetahuan. Pengetahuan disini bukan sekedar berarti ilmu, melainkan
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Takut kepada Allah SWT disini
bukan berarti takut ngeri atau gentar,
melainkan takut dalam arti hormat atau taat. Hormat dan taat akan Allah SWT itulah hikmah atau syarat untuk
menperoleh sifat bijak.
Bagaimana cara kita hormat dan taat kepada Allah SWT ? Kita menghormati seseorang dengan jalan
bersikap yang pantas, mengindahkan, memperhatikan, berdiam, mendengarkan dan
tunduk dihadapannya. Jika kita berhadapan dengan Presiden apakah kita akan
langsung nyrocos berbicara ? Tentu tidak, tentu kita akan tenang dan diam.
Apakah kita akan tenang, hening dan diam dihadapan Allah SWT
? Apakah ketika kita sholat dan berdoa dihadapan Allah SWT sikap dan bathin
kita sudah diam ? Belum tentu, sebab seringkali waktu kita sholat atau waktu
kita berdoa pikiran kita melayang ke berbagai masalah, bahkan ketika ada orang
lain yang memimpin doa, tidak jarang mulut kita sibuk dengan berbagai ucapan. Menghormati Allah
SWT berarti kita harus mampu
melaksanakan segala perintahNYA, mampu menghargai petunuk-petunjukNYa. Agar
kita bisa melaksanakan perintah serta petunjuk-petunjuknya, maka perlu ada
renungan dengan berdiam diri sesaat agar bathin atau qolbu kita mampu
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Di saat kita dihadapkan pada persoalan yang sulit dan rumit,
mana mungkin kita bisa bersikap bijak bila pada saat itu kita gugup, emosi,
terburu nafsu, serakah, marah dan gelap mata. Disaat- saat seperti itu tentu
kita memerlukan keputusan yang bijak. Langkah pertama untuk mendapatkan
keputusan yang bijak adalah berdiam diri, meneduhkan diri, mau mendengar
petunjuk dan nasehat orang tua dan orang-orang yang bijak lainnya. Dan yakinlah
pada saat-saat yang hening dan teduh itulah, kita akan bisa mendengar bisikan
Allah SWT. Pada saat hening dan teduh, Allah SWT akan membisikan sesuatu di
hati sanubari kita, sesuatu yang memungkinkan kita mengambil keputusan yang
bijak. Selamat ulang tahun istriku, selamat ulang tahun anakku, semoga sehat,
bahagia dan murah rezeki serta semoga kita menjadi golongan orang-orang yang
bijak, amin ya Allah… J
Jl. Gelatik 86, Bintaro
Ditulis dan diberikan oleh Papah untuk
diri sendiri, Untuk istri
tercinta Susi
Dian Indrayani di hari ultah ke 46 (15 Maret 2012), Untuk anakku Bagas Vallensyah Adinegoro pada hari Ulang Tahunnya yang ke 19
(Minggu, 18 Maret 2012) dan untuk anak, cucu, menantu terkasih.
Semoga ada hikmah yang dapat diambil serta
mendapat hidayah dari Allah SWT, amin… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar